Wajah yang tertawa sedang mata yang sibuk menahan tangis. Perasaan menyengat didalam batin sedang berusaha ditahan sembari disembunyikan. raut wajah tak boleh berubah sama sekali.
Hingga sandiwaranya usai. Suara air yang keluar dari keran menyembunyikan tangisnya selagi tubuh yang basah meneruskan dingin. Bukan inginnya untuk menangis tapi rasa sesak mendorong perihnya keluar.
Memang sakit. Memang perih. memang tidak adil.
Karna setelah semua sakit yang ditabur, sendirian menjadi teman untuk menuainya.
Pada siapa? Memang siapa yang peduli?
Pada akhirnya diri ini sendirian merasakan semua letihnya, setelah sekuat tenaga berusaha baik-baik saja diatas perih luka yang ditabur.
Tapi apa benar-benar tidak boleh menampilkannya? Sampai kapan harus terus-menerus memakai topeng?
Aku muak. Ini memuakkan.
Aku tidak baik-baik saja. Aku butuh pertolongan. Atau setidaknya tolong jangan tinggalkan aku disaat seperti ini. Aku juga ingin mengeluh. Aku juga ingin menangis. Aku juga ingin dipedulikan.
Tapi kenapa? Kenapa sulit sekali menunjukkannya.
Situasi sialan yang sok berkuasa itu benar-benar memaksaku untuk tidak terlihat lemah. Dia bahkan tidak peduli lelahku yang terus berpura-pura.
Hal itu membuatku beralih sosok guna menampilkan sedihku. Sosok angkuh dengan wajah yang berkerut dan nada bicara yang ketus serta aura diri yang negatif menjadi peralihan sosok lemahku.
Aku yang sebenarnya meminta pertolongan. Aku yang sebenarnya meminta untuk tidak ditinggalkan. Malah benar-benar ditinggalkan karna sosok jahat itu.
Bukan itu yang ku mau. Aku ingin menangis dihadapan semuanya walau sebentar. Aku ingin ceritakan semua sedihku pada semuanya walau cuma sebentar. Tolong. Bukan sikap angkuh sebagai peralihan sedihku.
Tapi sosokku yang sebenarnya. Sosok berani yang sebenarnya ketakutan. Sosok mandiri yang sebenarnya meminta pertolongan. Sosok kuat yang sebenarnya lemah.
Dan sosok marah yang sebenarnya sedih.
bisa aku minta kesempatan itu? sebentar saja. Berhenti memaksaku untuk kuat. Sudah cukup dengan situasi pemaksa itu. Aku ingin istirahat berpura-pura.
Komentar
Posting Komentar