Untuk diriku, diharinya

Hai...

Gimana? Sudah cukup puas dengan segala hal yang sudah dilewati? Eits..sebentar hampir kulupa. 

Sebelum ini dimulai, bagaimana dengan keadaanmu? Bagaimana dengan fisik yang kamu sengaja buat lelah? Bagaimana dengan bising difikiranmu?

Apa kamu sudah damai? Atau hanya melanjutkan hidup?

Lucu ya. Lihat dia lewat cermin, beritahu aku apa yang ditampilkan tatap disana. 

Tatap penuh kesedihan atau senyum diatas nyata bahwa kamu hanya sibuk berlari tanpa benar-benar berdamai.

Twenty is a huge number, right?

Lihat dirimu 10 tahun yang lalu, dirimu yang bahkan tidak pernah meminta lebih dari sekedar diberi izin untuk tidak tidur siang tapi yang kamu dapat malah kehilangan mendalam.

Mengerti apa kamu waktu itu? Tanpa kamu sadari 10 tahun kamu waktu itu sedang berjalan diatas pecahan kaca-kaca yang saat itu belum kamu sadari.

Tapi balik menatap cermin lagi, kamu yang sekarang tidak mungkin untuk tidak menyadari pecahan kaca yang sekarang menyakitimu begitu kentara.

Tapi memang kamu bisa apa? Meminta tolong? Pada siapa? Lihat sekelilingmu, kamu hanya punya bayang dalam gelap itu. Tidak, bahkan bayanganmu meninggalkanmu dalam gelap.

Ironisnya kamu sudah terlambat untuk diperbaiki. Kamu sudah rusak dengan segala perang antara batin dan ragamu.

Dan kehilanganmu yang paling parah adalah dirimu yang hilang bersamaan dengan kamu yang mengacungkan jari tengah kepada dunia.

Kamu yang sekarang menjadi sosok sok kuat diatas sosok lemah mu. Kamu tidak pernah punya kesempatan untuk setidaknya merengek. Sebenarnya bukan tidak ada kesempatan, tapi memang mau kepada siapa kamu merengek?

Simpan saja rengekkanmu dalam hati. Paksa tegas fisik dan mentalmu. Kamu hilang jika melemahkan paksa itu.

Maafkan dirimu yang dulu. Maafkan dia. Kalau sulit setidaknya damaikan sakitnya agar mengurangi sesaknya.

Kamu sudah sejauh ini dan ini masih belum seberapa dari derita yang menunggumu didepan.

Dunia itu kejam untuk mereka yang menderita.

Berhenti pedulikan mereka yang tidak menyukaimu. Kamu hanya butuh dirimu untuk menyukaimu.

People come and go. Relakan mereka yang memilih pergi, jangan pernah menetap untuk mereka yang tidak menginginkanmu.

Kamu adalah rumah terbaik untuk dirimu sendiri.

Dan untuk segala hal yang pernah kamu lewati, aku tau ini sulit tapi cobalah untuk berterima kasih sejenak. Toh mereka dimasa lalu, mereka yang sekarang, dan mereka yang akan datang juga adalah bagian dari dirimu.

Bahkan untuk dirimu yang hilang itu. Dia tetap bagian darimu.

Damai itu sederhana, nikmati saja rasa sakitnya. Kamu tau cara terbaik menghadapinya.

Dan untuk terakhir...

Terima kasih untuk memilih bertahan sejauh ini. Aku bangga denganmu.

Komentar