Kubilang permanen karna nyatanya memang tidak pernah hilang.
Insecurity bukan hilang namun beralih rasa. Yang tadinya begitu mencekik
kini sedikit longgar karna diri yang mulai berdamai dengannya.
Bukan lagi sosok yang menentang. Namun kini berubah menjadi sosok yang
menerima. Berdamai memang sesederhana itu.
Tapi apa yang dilewati untuk mencapai titik damainya itu adalah hal yang
membentuk perih tak terlihat.
Hebatnya dia berhasil. Dia berhasil meski sempat berseteru besar dengan
dirinya didalam sana.
Saking besarnya dia sampai takut bertemu orang lain, saking besarnya dia
tak mau dengar siapapun, saking besarnya dia menyingkirkan mereka yang tak bisa
menerimanya dengan mudah.
Dan tanpa sadar apa yang sudah dilaluinya itu malah membentuk sosok yang
lebih kuat dari biasanya. Segala hal yang dilepasnya kala itu membentuk sosok
baru didirinya yang lebih bisa menerima.
Hebat kan?
Namun tetap saja terkadang manusia itu memang bising. Tidak tau prosesnya
tapi sok memberitahu. Tidak tau apa yang dilalui tapi sok menjadi yang paling hebat.
Jadi untuk kita para pejuang insecurity, terima
kasih sudah berdamai dan menerima diri kalian.
Mereka yang bising itu dengarkan saja. Tapi jangan diterima, itu hak kalian
untuk menyingkirkan mereka yang tak bisa menerima kalian.
Mari saling berdamai. Kalau tidak bisa membantu, setidaknya jangan
mengganggu damai orang-orang yang sudah kesulitan.
Mereka itu sebenarnya rapuh, mereka hanya bertahan sekuat tenaga agar tak
lagi termakan dunia gelap yang sebenarnya tak pernah pergi.
Komentar
Posting Komentar